2. Tindakan keperawatan untuk
keluarga PK
a. Tujuan
Keluarga dapat merawat pasien di
rumah
b. Tindakan
1) Diskusikan masalah yang dihadapi
keluarga dalam merawat pasien
2) Diskusikan bersama keluarga
tentang perilaku kekerasan (penyebab,
tanda dan gejala, perilaku yang
muncul dan akibat dari perilaku tersebut)
3) Diskusikan bersama keluarga
kondisi-kondisi pasien yang perlu segera dilaporkan kepada perawat, seperti
melempar atau memukul benda/orang lain
4)
Latih keluarga merawat pasien dengan perilaku kekerasan
a). Anjurkan keluarga untuk
memotivasi pasien melakukan tindakan yang telah diajarkan oleh perawat
b). Ajarkan keluarga untuk
memberikan pujian kepada pasien bila pasien dapt melakukan kegiatan tersebut
secara tepat
c). Diskusikan bersama keluarga
tindakan yang harus dilakukan bila pasien menunjukkan gejala-gejala perilaku
kekerasan
5) Buat perencanaan
pulang bersama keluarga
SP 1 Keluarga:
Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang cara merawat klien perilaku
kekerasan di rumah
1) Diskusikan masalah yang dihadapi
keluarga dalam merawat pasien
2) Diskusikan bersama keluarga
tentang perilaku kekerasan (penyebab,
tanda dan gejala, perilaku yang
muncul dan akibat dari perilaku tersebut)
3) Diskusikan bersama keluarga
kondisi-kondisi pasien yang perlu segera dilaporkan kepada perawat, seperti
melempar atau memukul benda/orang lain
Peragakan kepada pasangan anda
komunikasi dibawah ini
RIENTASI
“Assalamualaikum bu, perkenalkan
nama saya A K, saya perawat dari ruang Soka ini, saya yang akan merawat bapak
(pasien). Nama ibu siapa, senangnya dipanggil apa?”
“Bisa kita
berbincang-bincang sekarang tentang masalah yang Ibu hadapi?”
“Berapa
lama ibu kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 30 menit?”
“Dimana
enaknya kita berbincang-bincang, Bu? Bagaimana kalau di kantor Perawat?”
KERJA
“Bu, apa
masalah yang Ibu hadapi/ dalam merawat Bapak? Apa yang Ibu lakukan? Baik Bu,
Saya akan coba jelaskantentang marah Bapak dan hal-hal yang perlu
diperhatikan.”
“Bu, marah
adalah suatu perasaan yang wajar tapi bisa tidak disalurkan dengan benar akan
membahayakan dirinya sendiri, orang lain dan lingkungan.
“Yang
menyebabkan suami ibu marah dan ngamuk adalah kalau dia merasa direndahkan,
keinginan tidak terpenuhi. Kalau Bapak apa penyebabnya Bu?”
“Kalau
nanti wajah suami ibu tampak tegang dan merah, lalu kelihatan gelisah, itu
artinya suami ibu sedang marah, dan biasanya setelah itu ia akan
melampiaskannya dengan membanting-banting perabot rumah tangga atau memukul
atau bicara kasar? Kalau apa perubahan terjadi? Lalu apa yang biasa dia
lakukan?””
“Bila hal
tersebut terjadi sebaiknya ibu tetap tenang, bicara lembut tapi tegas, jangan
lupa jaga jarak dan jauhkan benda-benda tajam dari sekitar bapak seperti
gelas, pisau. Jauhkan juga anak-anak kecil dari bapak.”
“Bila
bapak masih marah dan ngamuk segera bawa ke puskesmas atau RSJ setelah
sebelumnya diikat dulu (ajarkan
caranya pada keluarga). Jangan lupa minta bantuan orang lain saat
mengikat bapak ya bu, lakukan dengan tidak menyakiti bapak dan dijelaskan
alasan mengikat yaitu agar bapak tidak mencedari diri sendiri, orang lain dan
lingkungan”
“Nah bu,
ibu sudah lihat khan apa yang saya ajarkan kepada bapak bila tanda-tanda
kemarahan itu muncul. Ibu bisa bantu bapak dengan cara mengingatkan jadual
latihan cara mengontrol marah yang sudah dibuat yaitu secara fisik, verbal,
spiritual dan obat teratur”.
“Kalau
bapak bisa melakukan latihannya dengan baik jangan lupa dipuji
ya bu”.
TERMINASI
“Bagaimana
perasaan ibu setelah kita bercakap-cakap tentang cara merawat bapak?”
“Coba ibu
sebutkan lagi cara merawat bapak”
“Setelah
ini coba ibu ingatkan jadual yang telah dibuat untuk bapak ya bu”
“Bagaimana
kalau kita ketemu 2 hari lagi untuk latihan cara-cara yang telah kita
bicarakan tadi langsung kepada bapak?”
“Tempatnya
disini saja lagi ya bu?”
|
SP 2 Keluarga: Melatih keluarga
melakukan cara-cara mengontrol
Kemarahan
a)
Evaluasi pengetahuan keluarga tentang marah
b)
Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan tindakan yang telah
diajarkan oleh perawat
c). Ajarkan keluarga untuk
memberikan pujian kepada pasien bila pasien dapat melakukan kegiatan tersebut
secara tepat
d) Diskusikan bersama
keluarga tindakan yang harus dilakukan bila pasien menunjukkan gejala-gejala perilaku
kekerasan
Peragakan kepada pasangan anda
komunikasi dibawah ini
ORIENTASI
“Assalamualaikum bu, sesuai dengan
janji kita 2 hari yang lalu sekarang kita ketemu lagi untuk latihan cara-cara
mengontrol rasa marah bapak.”
“Bagaimana Bu? Masih ingat diskusi
kita yang lalu? Ada yang mau Ibu tanyakan?”
“Berapa lama ibu mau kita latihan?”
“Bagaimana kalau kita latihan disini
saja?, sebentar saya panggilkan bapak supaya bisa berlatih bersama”
KERJA
”Nah pak, coba ceritakan kepada Ibu,
latihan yang sudah Bapak lakukan. Bagus sekali. Coba perlihatkan kepada Ibu
jadwal harian Bapak! Bagus!”
”Nanti di rumah ibu bisa membantu
bapak latihan mengontrol kemarahan Bapak.”
”Sekarang kita akan coba latihan
bersama-sama ya pak?”
”Masih ingat pak, bu kalau
tanda-tanda marah sudah bapak rasakan maka yang harus dilakukan bapak
adalah…….?”
”Ya.. betul, bapak berdiri, lalu tarik napas dari
hidung, tahan sebentar
lalu keluarkan/tiup perlahan –lahan
melalui mulut seperti mengeluarkan kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung,
bagus.., tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali, coba ibu temani
dan bantu bapak menghitung latihan ini sampai 5 kali”.
“Bagus sekali, bapak dan ibu
sudah bisa melakukannya dengan baik”.
“Cara yang kedua masih ingat pak,
bu?”
“ Ya..benar, kalau ada yang
menyebabkan bapak marah dan muncul
perasaan kesal, berdebar-debar, mata
melotot, selain napas dalam bapak dapat melakukan pukul kasur dan bantal”.
“Sekarang coba kita latihan memukul
kasur dan bantal. Mana kamar
bapak? Jadi kalau nanti bapak kesal
dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan kemarahan tersebut dengan
memukul kasur dan bantal.
Nah, coba bapak lakukan sambil
didampingi ibu, berikan bapak semangat ya bu. Ya, bagus sekali bapak
melakukannya”.
“Cara yang ketiga adalah bicara yang
baik bila sedang marah. Ada tiga caranya pak, coba praktekkan langsung kepada
ibu cara bicara ini:
- 1. Meminta
dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak
menggunakan kata-kata kasar, misalnya: ‘Bu, Saya perlu uang untuk beli
rokok! Coba bapak praktekkan. Bagus pak”.
- 2. Menolak
dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin melakukannya,
katakan: ‘Maaf saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan’.
Coba bapak praktekkan. Bagus pak”
- 3. Mengungkapkan
perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal bapak
dapat mengatakan:’ Saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu’. Coba
praktekkan. Bagus”
“Cara berikutnya adalah kalau bapak
sedang marah apa yang harus dilakukan?”
“Baik sekali, bapak coba langsung
duduk dan tarik napas dalam. Jika tidak reda juga marahnya rebahkan badan agar
rileks. Jika tidak reda juga, ambil air wudhu kemudian sholat”.
“Bapak bisa melakukan sholat secara
teratur dengan didampingi ibu untuk meredakan kemarahan”.
“Cara terakhir adalah minum obat
teratur ya pak, bu agar pikiran bapak jadi tenang, tidurnya juga tenang,
tidak ada rasa marah”
“Bapak coba jelaskan berapa macam
obatnya! Bagus. Jam berapa minum obat? Bagus. Apa guna obat? Bagus. Apakah
boleh mengurangi atau menghentikan obat? Wah bagus sekali!”
“Dua hari yang lalu sudah saya
jelaskan terapi pengobatan yang bapak dapatkan, ibu tolong selama di rumah
ingatkan bapak untuk meminumnya secara teratur dan jangan dihentikan tanpa
sepengetahuan dokter”
TERMINASI
“Baiklah bu, latihan kita sudah
selesai. Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan cara-cara mengontrol marah
langsung kepada bapak?”
“Bisa ibu sebutkan lagi ada berapa
cara mengontrol marah?”
“Selanjutnya tolong pantau dan
motivasi Bapak melaksanakan jadwal latihan yang telah dibuat selama di rumah
nanti. Jangan lupa berikan pujian untuk Bapak bila dapat melakukan dengan benar
ya Bu!”
“ Karena Bapak sebentar lagi sudah
mau pulang bagaimana kalau 2 hari lagi Ibu bertemu saya untuk membicarakan
jadwal aktivitas Bapak selama di rumah nanti.”
“Jam 10 seperti hari ini ya Bu. Di
ruang ini juga.”
SP 3 Keluarga: Membuat perencanaan
pulang bersama keluarga
a.Buat perencanaan pulang bersama
keluarga
Peragakan kepada pasangan anda
komunikasi dibawah ini
ORIENTASI
“Assalamualaikum
pak, bu, karena besok Bp sudah boleh pulang, maka sesuai janji kita sekarang
ketemu untuk membicarakan jadual Bp selama dirumah”
“Bagaimana
pak, bu, selama ibu membesuk apakah sudah terus dilatih cara merawat Bp?
Apakah sudah dipuji keberhasilannya?”
“Nah sekarang
bagaimana kalau bicarakan jadual di rumah, disini saja?”
“Berapa
lama bapak dan ibu mau kita berbicara? Bagaimana kalau 30 menit?”
KERJA
“Pak, bu, jadual yang telah dibuat
selama B di rumah sakit tolong dilanjutkan dirumah, baik jadual aktivitas maupun
jadual minum obatnya. Mari kita lihat jadwal Bapak!”
“Hal-hal
yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh
bapak selama di rumah. Kalau misalnya Bp menolak minum obat atau
memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi
segera hubungi Suster E di Puskesmas Indara Puri, puskesmas terdekat dari
rumah ibu dan bapak, ini nomor telepon puskesmasnya: (0651) 554xxx. “Jika
tidak teratasi Sr E akan merujuknya ke BPKJ.”
“Selanjutnya
suster E yang akan membantu memantau perkembangan B selama di rumah”
TERMINASI
“
Bagaimana Bu? Ada yang ingin ditanyakan? Coba Ibu sebutkan apa saja yang
perlu diperhatikan (jadwal kegiatan, tanda atau gejala, follow up ke
Puskesmas). Baiklah, silakan menyelesaikan administrasi!”
“Saya akan
persiapkan pakaian dan obat.”
|
ASUHAN
KEPERAWATAN PASIEN DENGAN HALUSINASI Disertai SP 1-3 Halusinasi Keluarga
Tindakan Keperawatan Kepada Keluarga
a.
Tujuan:
1. Keluarga dapat terlibat dalam
perawatan pasien baik di di rumah sakit maupun
di rumah
2. Keluarga dapat menjadi sistem
pendukung yang efektif untuk pasien.
b. Tindakan Keperawatan
Keluarga merupakan
faktor penting yang menentukan keberhasilan asuhan keperawatan pada pasien
dengan halusinasi. Dukungan keluarga selama pasien di rawat di rumah sakit
sangat dibutuhkan sehingga pasien termotivasi untuk sembuh. Demikian juga saat
pasien tidak lagi dirawat di rumah sakit (dirawat di rumah).Keluarga yang mendukung pasien secara
konsisten akan membuat pasien mampu mempertahankan program pengobatan secara
optimal. Namun demikian jika keluarga tidak mampu merawat pasien, pasien akan
kambuh bahkan untuk memulihkannya lagi akan sangat sulit. Untuk itu perawat
harus memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga agar keluarga mampu menjadi
pendukung yang efektif bagi pasien dengan
halusinasi baik saat di rumah sakit maupun di rumah.
Tindakan keperawatan yang
dapat diberikan untuk keluarga pasien halusinasi adalah:
1) Diskusikan masalah yang dihadapi
keluarga dalam merawat pasien
2) Berikan pendidikan kesehatan tentang
pengertian halusinasi, jenis halusinasi yang dialami pasien, tanda dan gejala
halusinasi, proses terjadinya halusinasi, dan cara merawat pasien halusinasi.
3) Berikan kesempatan kepada keluarga
untuk memperagakan cara merawat pasien dengan halusinasi langsung di hadapan
pasien
4) Buat perencanaan pulang dengan
keluarga
SP 1
Keluarga : Pendidikan Kesehatan tentang pengertian
halusinasi, jenis halusinasi yang dialami pasien, tanda dan gejala halusinasi
dan cara-cara merawat pasien halusinasi.
Peragakan percakapan berikut
ini dengan pasangan saudara.
Orientasi:
“Assalammualaikum Bapak/Ibu!”“Saya SS,
perawat yang merawat anak Bapak/Ibu.”
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu hari ini?
Apa pendapat Bapak/Ibu tentang anak Bapak/Ibu?”
“Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa
masalah yang anak Bapak/Ibu alami dan bantuan apa yang Bapak/Ibu bisa berikan.”
“Kita mau diskusi di mana? Bagaimana kalau
di ruang wawancara? Berapa lama waktu Bk/Ibu? Bagaimana kalau 30 menit”
Kerja:
“Apa yang Bpk/Ibu rasakan menjadi masalah
dalam merawat D. Apa yang Bpk/Ibu lakukan?”
“Ya, gejala yang dialami oleh anak
Bapak/Ibu itu dinamakan halusinasi, yaitu mendengar atau melihat sesuatu yang
sebetulnya tidak ada bendanya.
”Tanda-tandanya bicara dan tertawa
sendiri,atau marah-marah tanpa
sebab”
“Jadi kalau anak Bapak/Ibu mengatakan
mendengar suara-suara, sebenarnya suara itu tidak ada.”
“Kalau anak Bapak/Ibu mengatakan melihat
bayangan-bayangan, sebenarnya bayangan itu tidak ada.”
”Untuk itu kita diharapkan dapat membantunya
dengan beberapa cara. Ada beberapa cara untuk membantu anak Bapak/Ibu agar bisa
mengendalikan halusinasi. Cara-cara tersebut antara lain: Pertama, dihadapan
anak Bapak/Ibu, jangan membantah halusinasi atau menyokongnya. Katakan saja
Bapak/Ibu percaya bahwa anak tersebut memang mendengar suara atau melihat
bayangan, tetapi Bapak/Ibu sendiri tidak mendengar atau melihatnya”.
”Kedua, jangan biarkan anak Bapak/Ibu
melamun dan sendiri, karena kalau melamun halusinasi akan muncul lagi. Upayakan
ada orang mau bercakap-cakap dengannya. Buat kegiatan keluarga seperti makan
bersama, sholat bersama-sama. Tentang kegiatan, saya telah melatih anak
Bapak/Ibu untuk membuat jadwal kegiatan sehari-hari. Tolong Bapak/Ibu pantau
pelaksanaannya, ya dan berikan pujian jika dia lakukan!”
”Ketiga, bantu anak Bapak/Ibu minum obat
secara teratur. Jangan menghentikan obat tanpa konsultasi. Terkait dengan obat
ini, saya juga sudah melatih anak Bapak/Ibu untuk minum obat secara teratur.
Jadi bapak/Ibu dapat mengingatkan kembali. Obatnya ada 3 macam, ini yang orange
namanya CPZ gunanya untuk menghilangkan suara-suara atau bayangan. Diminum 3 X
sehari pada jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam. Yang putih namanya THP
gunanya membuat rileks, jam minumnya sama dengan CPZ tadi. Yang biru namanya HP
gunanya menenangkan cara berpikir, jam minumnya sama dengan CPZ. Obat perlu
selalu diminum untuk mencegah kekambuhan”
”Terakhir, bila ada tanda-tanda halusinasi
mulai muncul, putus halusinasi anak Bapak/Ibu dengan cara menepuk punggung anak
Bapak/Ibu. Kemudian suruhlah anak Bapak/Ibu menghardik suara tersebut. Anak
Bapak/Ibu sudah saya ajarkan cara
menghardik halusinasi”.
”Sekarang, mari kita latihan memutus
halusinasi anak Bapak/Ibu. Sambil menepuk punggung anak Bapak/Ibu, katakan: D,
sedang apa kamu?Kamu ingat kan apa yang diajarkan perawat bila suara-suara itu
datang? Ya..Usir suara itu, D.
Tutup telinga kamu dan katakan pada suara itu ”saya tidak mau dengar”. Ucapkan
berulang-ulang, D”
”Sekarang coba Bapak/Ibu praktekkan cara
yang barusan saya ajarkan”
”Bagus Pak/Bu”
Terminasi:
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah kita
berdiskusi dan latihan memutuskan halusinasi anak Bapak/Ibu?”
“Sekarang coba Bapak/Ibu sebutkan kembali
tiga cara merawat anak bapak/Ibu”
”Bagus sekali Pak/Bu. Bagaimana kalau dua
hari lagi kita bertemu untukmempraktekkan cara memutus halusinasi langsung
dihadapan anak Bapak/Ibu”
”Jam berapa kita bertemu?”
Baik, sampai Jumpa. Assalamu’alaikum
SP 2
Keluarga: Melatih keluarga praktek merawat pasien langsung dihadapan pasien
Berikan kesempatan kepada
keluarga untuk memperagakan cara merawat pasien dengan halusinasi langsung dihadapan pasien.
Orientasi:
“Assalammualaikum”
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu pagi ini?”
”Apakah Bapak/Ibu masih ingat bagaimana
cara memutus halusinasi anak Bapak/Ibu yang sedang mengalami halusinasi?Bagus!”
” Sesuai dengan perjanjian kita, selama 20
menit ini kita akan mempraktekkan cara memutus halusinasi langsung dihadapan
anak Bapak/Ibu”.
”mari kita datangi Anak bapak/Ibu”
Kerja:”Assalamu’alaikum D” ”D, Bapak//Ibu D sangat
ingin membantu D mengendalikan suara-suara yang sering D dengar. Untuk itu pagi ini
Bapak/Ibu Ddatang untuk mempraktekkan cara memutus suara-suara yang D dengar. D
nanti kalau sedang dengar suara-suara bicara atau tersenyum-senyum sendiri,
maka Bapak/Ibu akan mengingatkan seperti ini” ”Sekarang, coba Bapak/Ibu
peragakan cara memutus halusinasi yang sedang D alami seperti yang sudah kita
pelajari sebelumnya. Tepuk punggung D lalu suruh D mengusir suara dengan
menutup telinga dan menghardik suara tersebut” (saudara mengobservasi apa yang
dilakukan keluarga terhadap pasien)Bagus sekali!Bagaimana D? Senang dibantu
Bapak/Ibu? Nah Bapak/Ibu ingin melihat jadwal harian D. (Pasien memperlihatkan
dan dorong orang tua memberikan pujian) Baiklah, sekarang saya dan orang tua D ke ruang
perawat dulu” (Saudara dan keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan
terminasi dengan keluarga
Terminasi:
“Bagaimana perasaan Bapak/Ibu setelah mempraktekkan cara memutus
halusinasi langsung dihadapan anak
Bapak/Ibu”
”Dingat-ingat pelajaran kita hari ini ya
Pak/Bu. Bapak/Ibu dapat melakukan cara itu bila anak Bapak/Ibu mengalami
halusinas”.
“bagaimana kalau kita bertemu dua hari
lagi untuk membicarakan tentang jadwal kegiatan harian anak Bapak/Ibu untuk
persiapan di rumah. Jam berapa Bapak/Ibu bisa datang?Tempatnya di sini ya.
Sampai jumpa.”
SP 3 Keluarga :
Membuat perencanaan pulang bersama keluarga
Peragakan
kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini
Orientasi
“Assalamualaikum
Pak/Bu, karena besok D sudah boleh pulang, maka sesuai janji kita sekarang
ketemu untuk membicarakan jadual D selama dirumah”
“Bagaimana pak/Bu
selama Bapak/Ibu membesuk apakah sudah terus dilatih cara merawat D?”
“Nah sekarang kita
bicarakan jadwal D di rumah? Mari kita duduk di ruang perawat!”
“Berapa lama
Bapak/Ibu ada waktu? Bagaimana kalau 30 menit?”
Kerja
“Ini jadwal kegiatan D di rumah sakit. Jadwal ini dapat dilanjutkan di
rumah. Coba Bapak/Ibu lihat mungkinkah dilakukan di rumah. Siapa yang kira-kira
akan memotivasi dan mengingatkan?”Pak/Bu jadwal yang telah dibuat selama D di
rumah sakit tolong dilanjutkan dirumah, baik jadwal aktivitas maupun jadwal
minum obatnya”
“Hal-hal yang perlu
diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh anak ibu dan
bapak selama di rumah.Misalnya kalau B terus menerus mendengar suara-suara yang
mengganggu dan tidak memperlihatkan
perbaikan, menolak minum obat atau memperlihatkan
perilaku membahayakan orang lain. Jika hal
ini terjadi segera hubungi Suster B di Puskesmas terdekat dari rumahBapak/Ibu,
ini nomor telepon puskesmasnya: (0651) 554xxx
Selanjutnya suster
B yang akan membantu memantau perkembangan D selama di
rumah
Terminasi
“Bagaimana Bapak/Ibu? Ada yang ingin ditanyakan? Coba Ibu sebutkan
cara-cara merawat D di rumah! Bagus(jika ada yang lupa segera diingatkan oleh
perawat. Ini jadwalnya untuk dibawa pulang. Selanjutnya silakan ibu
menyelesaikan administrasi yang dibutuhkan. Kami akan siapkan D untuk pulang”
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN
HARGA DIRI RENDAH Disertai SP 1-3 HDR Keluarga Tindakan keperawatan pada
keluarga
Keluarga
diharapkan dapat merawat pasien dengan harga diri rendah di rumah dan menjadi
sistem pendukung yang efektif bagi pasien.
a. Tujuan :
1) Keluarga membantu
pasien mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki pasien
2) Keluarga memfasilitasi
pelaksanaan kemampuan yang masih dimiliki pasien
3) Keluarga memotivasi
pasien untuk melakukan kegiatan yang sudah dilatih dan memberikan pujian atas
keberhasilan pasien
4) Keluarga mampu menilai perkembangan perubahan kemampuan
pasien
b. Tindakan keperawatan :
1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat
pasien
2) Jelaskan kepada keluarga tentang harga diri rendah yang
ada pada pasien
3) Diskusi dengan keluarga kemampuan yang dimiliki pasien
dan memuji
pasien
atas kemampuannya
4) Jelaskan cara-cara merawat pasien dengan harga diri
rendah
5) Demontrasikan cara merawat pasien dengan harga diri
rendah
6) Beri kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara
merawat pasien dengan harga diri rendah seperti yang telah perawat
demonstrasikan sebelumnya
7) Bantu keluarga menyusun rencana kegiatan pasien di rumah
SP 1 Keluarga : Mendiskusikan masalah yang dihadapi
keluarga dalam merawat pasien di rumah, menjelaskan tentang pengertian, tanda
dan gejala harga diri rendah, menjelaskan cara merawat pasien dengan harga diri
rendah, mendemonstrasikan cara merawat pasien dengan harga diri rendah, dan
memberi kesempatan kepada keluarga untuk mempraktekkan cara merawat
Orientasi :
“Assalammu’alaikum
!”
“Bagaimana keadaan Bapak/Ibu pagi ini ?”
“Bagaimana kalau
pagi ini kita bercakap-cakap tentang cara merawat T? Berapa lama waktu
Bp/Ibu?30 menit? Baik, mari duduk di ruangan wawancara!”
Kerja :
“Apa yang bapak/Ibu
ketahui tentang masalah T”
“Ya memang benar
sekali Pak/Bu, T itu memang terlihat tidak percaya diri dan sering menyalahkan
dirinya sendiri. Misalnya pada T, sering menyalahkan dirinya dan mengatakan
dirinya adalah orang paling bodoh sedunia. Dengan kata lain, anak Bapak/Ibu
memiliki masalah harga diri rendah yang ditandai dengan munculnya
pikiran-pikiran yang selalu negatif terhadap diri sendiri. Bila keadaan T ini
terus menerus seperti itu, T bisa mengalami masalah yang lebih berat lagi,
misalnya T jadi malu bertemu dengan orang lain dan memilih mengurung diri”
“Sampai disini,
bapak/Ibu mengerti apa yang dimaksud harga diri rendah?”
“Bagus sekali
bapak/Ibu sudah mengerti”
“Setelah kita
mengerti bahwa masalah T dapat menjadi masalah serius, maka kita perlu
memberikan perawatan yang baik untuk T”
”Bpk/Ibu, apa saja
kemampuan yang dimiliki T? Ya benar, dia juga mengatakan hal yang sama(kalau sama
dengan kemampuan yang dikatakan T)
” T itu telah
berlatih dua kegiatan yaitu merapihkan tempat tidur dan cuci piring. Serta
telah dibuat jadual untuk melakukannya. Untuk itu, Bapak/Ibu dapat mengingatkan
T untuk melakukan kegiatan tersebut sesuai jadual. Tolong bantu menyiapkan
alat-alatnya, ya Pak/Bu. Dan jangan lupa memberikan pujian agar harga dirinya
meningkat. Ajak pula memberi tanda cek list pada jadual yang kegiatannya”.
”Selain itu, bila T
sudah tidak lagi dirawat di Rumah sakit, bapak/Ibu tetap perlu memantau perkembangan T. Jika masalah harga dirinya
kembali muncul dan tidak tertangani lagi, bapak/Ibu dapat membawa T ke
puskesmas”
”Nah bagaimana
kalau sekarang kita praktekkan cara memberikan pujian kepada T”
”Temui T dan
tanyakan kegiatan yang sudah dia lakukan lalu berikan pujian yang yang
mengatakan: Bagus sekali T, kamu sudah semakin terampil mencuci piring”
”Coba Bapak/Ibu
praktekkan sekarang. Bagus”
Terminasi :
”Bagaimana perasaan
Bapak/bu setelah percakapan kita ini?”
“Dapatkah Bapak/Ibu
jelaskan kembali maasalah yang dihadapi T dan bagaimana cara merawatnya?”
“Bagus sekali
bapak/Ibu dapat menjelaskan dengan baik. Nah setiap kali Bapak/Ibu kemari
lakukan seperti itu. Nanti di rumah juga demikian.”
“Bagaimana kalau
kita bertemu lagi dua hari mendatang untuk latihan cara memberi pujian langsung
kepada T”
“Jam berapa Bp/Ibu
dating? Baik saya tunggu. Sampai jumpa.”
SP 2 Keluarga : Melatih keluarga mempraktekkan cara
merawat pasien dengan masalah harga diri rendah langsung
kepada pasien
Orientasi:
“Assalamu’alaikum
Pak/Bu”
” Bagaimana
perasaan Bapak/Ibu hari ini?”
”Bapak/IBu masih
ingat latihan merawat anak BapakIbu seperti yang kita pelajari dua hari yang lalu?”
“Baik, hari ini
kita akan mampraktekkannya langsung kepada T.”
”Waktunya 20
menit”.
”Sekarang mari kita
temui T”
Kerja:
”Assalamu’alaikum
T. Bagaimana perasaan T hari ini?”
”Hari ini saya
datang bersama orang tua T. Seperti yang sudah saya katakan sebelumnya, orang
tua T juga ingin merawat T agar T cepat pulih.”
(kemudian saudara
berbicara kepada keluarga sebagai berikut)
”Nah Pak/Bu,
sekarang Bapak/Ibu bisa mempraktekkan apa yang sudah kita latihkan beberapa
hari lalu, yaitu memberikan pujian terhadap perkembangan anak Bapak/Ibu”
(Saudara
mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat pasien seperti yang telah
dilatihkan pada pertemuan sebelumnya).
”Bagaimana perasaan T setelah berbincang-bincang dengan Orang tua
T?”
”Baiklah, sekarang saya dan orang tua T ke ruang perawat dulu”
(Saudara dan
keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga)
Terminasi:
“ Bagaimana
perasaan Bapak/Ibu setelah kita latihan tadi?”
« «Mulai sekarang
Bapak/Ibu sudah bisa melakukan cara merawat tadi kepada T »
« Tiga hari lagi
kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman Bapak/Ibu melakukan cara
merawat yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama seperti sekarang Pak/Bu »
« Assalamu’alaikum
»
SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama keluarga
Orientasi:
“Assalamu’alaikum
Pak/Bu”
”Karena hari ini T
sudah boleh pulang, maka kita akan membicarakan jadwal Tselama di rumah”
”Berapa lama
Bpk/Ibu ada waktu? Mari kita bicarakan di kantor
Kerja:
”Pak/Bu ini jadwal
kegiatan T selama di rumah sakit. Coba diperhatikan, apakah semua dapat
dilaksanakan di rumah?”Pak/Bu, jadwal yang telah dibuat selama T dirawat
dirumah sakit tolong dilanjutkan dirumah, baik jadwal kegiatan maupun jadwal minum obatnya”
”Hal-hal yang perlu
diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh T selama di
rumah. Misalnya kalau T terus menerus menyalahkan diri sendiri dan berpikiran
negatif terhadap diri sendiri, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku
membahayakan orang lain. Jika hal ini terjadi segera hubungi perawat K di
puskemas Indara Puri, Puskesmas terdekat dari rumah Bapak/Ibu, ini nomor
telepon puskesmasnya: (0651) 554xxx
”Selanjutnya
perawat K tersebut yang akan memantau perkembangan T selama di rumah
Terminasi:
”Bagaimana Pak/Bu?
Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian S untuk dibawa pulang. Ini
surat rujukan untuk perawat K di PKM Inderapuri. Jangan lupa kontrol ke PKM
sebelum obat habis atau ada gejala yang tampak. Silakan selesaikan administrasinya!”
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN DENGAN
ISOLASI SOSIAL Disertai SP 1-3 Isos Keluarga Tindakan Keperawatan untuk
Keluarga
a. Tujuan: setelah tindakan keperawatan keluarga
mampu merawat pasien isolasi sosial
b. Tindakan:
Melatih Keluarga Merawat Pasien Isolasi sosial
Keluarga merupakan sistem pendukung utama bagi
pasien untuk dapat membantu pasien mengatasi masalah isolasi sosial ini, karena
keluargalah yang selalu bersama-sama dengan pasien sepanjang hari.
Tahapan melatih
keluarga agar mampu merawat pasien isolasi sosial di rumah meliputi:
1) Mendiskusikan
masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien.
2) Menjelaskan
tentang:
·
Masalah
isolasi sosial dan dampaknya pada pasien.
·
Penyebab isolasi sosial.
·
Cara-cara
merawat pasien dengan isolasi sosial, antara lain:
- Membina hubungan saling percaya dengan pasien dengan cara
bersikap peduli dan tidak ingkar janji.
- Memberikan semangat dan dorongan kepada pasien untuk bisa
melakukan kegiatan bersama-sama dengan orang lain yaitu dengan tidak mencela
kondisi pasien dan memberikan pujian yang wajar.
- Tidak membiarkan pasien sendiri di rumah.
- Membuat rencana atau jadwal bercakap-cakap dengan pasien.
3) Memperagakan cara merawat pasien dengan isolasi
sosial
1) Membantu keluarga mempraktekkan cara merawat yang telah
dipelajari, mendiskusikan yang dihadapi.
2) Menyusun perencanaan pulang bersama keluarga
SP 1 Keluarga : Memberikan penyuluhan kepada keluarga tentang masalah
isolasi sosial, penyebab isolasi sosial, dan cara merawat pasien
dengan isolasi sosial
Peragakan
kepada pasangan saudara komunikasi dibawah ini
Orientasi:
“Assalamu’alaikum Pak”
”Perkenalkan saya
perawat H, saya yang merawat, anak bapak, S, di ruang Mawar ini”
”Nama Bapak siapa?
Senang dipanggil apa?”
” Bagaimana
perasaan Bapak hari ini? Bagaimana keadaan anak S sekarang?”
“Bagaimana kalau
kita berbincang-bincang tentang masalah anak Bapak dan cara perawatannya”
”Kita diskusi di
sini saja ya? Berapa lama Bapak punya waktu? Bagaimana kalau setengah jam?”
Kerja:
”Apa masalah yang
Bp/Ibu hadapi dalam merawat S? Apa yang sudah dilakukan?”
“Masalah yang
dialami oleh anak S disebut isolasi sosial. Ini adalah salah satu gejala
penyakit yang juga dialami oleh pasien-pasien gangguan jiwa yang lain”.
” Tanda-tandanya
antara lain tidak mau bergaul dengan orang lain, mengurung diri, kalaupun
berbicara hanya sebentar dengan wajah menunduk”
”Biasanya masalah
ini muncul karena memiliki pengalaman yang mengecewakan saat berhubungan dengan orang lain, seperti sering
ditolak, tidak dihargai atau berpisah dengan orang–orang terdekat”
“Apabila masalah
isolasi sosial ini tidak diatasi maka seseorang bisa mengalami halusinasi, yaitu mendengar suara atau
melihat bayangan yang sebetulnya tidak ada.”
“Untuk menghadapi
keadaan yang demikian Bapak dan anggota keluarga lainnya harus sabar menghadapi
S. Dan untuk merawat S, keluarga perlu melakukan beberapa hal. Pertama keluarga
harus membina hubungan saling percaya dengan S yang caranya adalah bersikap peduli dengan S dan jangan ingkar janji. Kedua, keluarga perlu memberikan
semangat dan dorongan kepada S untuk bisa melakukan kegiatan bersama-sama
dengan orang lain. Berilah pujian yang wajar dan jangan mencela kondisi
pasien.”
« Selanjutnya
jangan biarkan S sendiri. Buat rencana atau jadwal bercakap-cakap dengan S.
Misalnya sholat bersama, makan bersama, rekreasi bersama, melakukan kegiatan
rumah tangga bersama.”
”Nah bagaimana
kalau sekarang kita latihan untuk melakukan semua cara itu”
” Begini contoh
komunikasinya, Pak: S, bapak lihat sekarang kamu sudah bisabercakap-cakap
dengan orang lain.Perbincangannya juga lumayan lama. Bapak senang sekali
melihat perkembangan kamu, Nak. Coba kamu bincang-bincang dengan saudara yang
lain. Lalu bagaimana kalau mulai sekarang kamu sholat berjamaah. Kalau di rumah
sakit ini, kamu sholat di mana? Kalau nanti di rumah, kamu sholat bersana-sama
keluarga atau di mushola kampung. Bagiamana S, kamu mau coba kan, nak ?”
”Nah coba sekarang
Bapak peragakan cara komunikasi seperti yang saya contohkan”
”Bagus, Pak. Bapak
telah memperagakan dengan baik sekali”
”Sampai sini ada
yang ditanyakan Pak”
Terminasi:
“Baiklah waktunya sudah habis. Bagaimana perasaan Bapak setelah kita
latihan tadi?”
“Coba Bapak ulangi lagi apa yang dimaksud dengan isolasi sosial dan
tanda-tanda orang yang mengalami isolasi sosial »
« Selanjutnya bisa
Bapak sebutkan kembali cara-cara merawat anak bapak yang mengalami masalah
isolasi sosial »
« Bagus sekali Pak,
Bapak bisa menyebutkan kembali cara-cara perawatan tersebut »
«Nanti kalau ketemu
S coba Bp/Ibu lakukan. Dan tolong ceritakan kepada semua keluarga agar mereka
juga melakukan hal yang sama. »
« Bagaimana kalau
kita betemu tiga hari lagi untuk latihan langsung kepada S ? »
« Kita ketemu
disini saja ya Pak, pada jam yang sama »
« Assalamu’alaikum
»
SP 2 Keluarga : Melatih keluarga
mempraktekkan cara merawat pasien denganmasalah isolasi sosial langsung
dihadapan pasien
Orientasi:
“Assalamu’alaikum
Pak/Bu”
” Bagaimana
perasaan Bpk/Ibu hari ini?”
”Bapak masih ingat
latihan merawat anak Bapak seperti yang kita pelajari berberapa hari yang lalu?”
“Mari praktekkan
langsung ke S! Berapa lama waktu Bapak/Ibu Baik kita akan coba 30 menit.”
”Sekarang mari kita
temui S”
Kerja:
”Assalamu’alaikum
S. Bagaimana perasaan S hari ini?”
”Bpk/Ibu S datang
besuk. Beri salam! Bagus. Tolong S tunjukkan jadwal kegiatannya!”
(kemudian saudara
berbicara kepada keluarga sebagai berikut)
”Nah Pak, sekarang
Bapak bisa mempraktekkan apa yang sudah kita latihkan beberapa hari lalu”
(Saudara
mengobservasi keluarga mempraktekkan cara merawat pasien seperti yang telah
dilatihkan pada pertemuan sebelumnya).
”Bagaimana perasaan S setelah berbincang-bincang dengan Orang tua
S?”
”Baiklah, sekarang saya dan orang tua ke ruang perawat dulu”
(Saudara dan
keluarga meninggalkan pasien untuk melakukan terminasi dengan keluarga)
Terminasi:
“ Bagaimana
perasaan Bapak/Ibu setelah kita latihan tadi? Bapak/Ibu sudah bagus.”
« «Mulai sekarang
Bapak sudah bisa melakukan cara merawat tadi kepada S »
« Tiga hari lagi
kita akan bertemu untuk mendiskusikan pengalaman Bapak melakukan cara merawat
yang sudah kita pelajari. Waktu dan tempatnya sama seperti sekarang Pak »
« Assalamu’alaikum
»
SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama
keluarga
Orientasi:
“Assalamu’alaikum
Pak/Bu”
”Karena besok S
sudah boleh pulang, maka perlu kita bicarakan perawatan di rumah.”
”Bagaimana kalau
kita membicarakan jadwal S tersebut disini saja”
”Berapa lama kita
bisa bicara? Bagaimana kalau 30 menit?”
Kerja:
”Bpk/Ibu, ini
jadwal S selama di rumah sakit. Coba dilihat, mungkinkah dilanjutkan di rumah?
Di rumah Bpk/Ibu yang menggantikan perawat. Lanjutkan jadwal ini di rumah, baik
jadwal kegiatan maupun jadwal minum obatnya”
”Hal-hal yang perlu
diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh anak Bapak
selama di rumah. Misalnya kalau S terus menerus tidak mau bergaul dengan orang
lain, menolak minum obat atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain.
Jika hal ini terjadi segera hubungi perawat K di puskemas Indara Puri,
Puskesmas terdekat dari rumah Bapak, ini nomor telepon puskesmasnya: (0651)
554xxx
”Selanjutnya
perawat K tersebut yang akan memantau perkembangan S selama di rumah
Terminasi:
”Bagaimana Pak/Bu?
Ada yang belum jelas? Ini jadwal kegiatan harian S untuk dibawa pulang. Ini
surat rujukan untuk perawat K di PKM Inderapuri. Jangan lupa kontrol ke PKM
sebelum obat habis atau ada gejala yang tampak. Silakan selesaikan
administrasinya!”
Tindakan Keperawatan Pada Keluarga DPD
a. Tujuan
1) Keluarga mampu
merawat anggota keluarga yang mengalami masalah
kurang perawatan diri.
b. Tindakan keperawatan
Untuk memantau kemampuan pasien dalam
melakukan cara perawatan diri yang baik maka Saudara harus melakukan tindakan
kepada keluarga agar keluarga dapat meneruskan melatih pasien dan mendukung
agar kemampuan pasien dalam perawatan dirinya meningkat. Tindakan yang
dapat Saudara lakukan:
1) Diskusikan
dengan keluarga tentang masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien
2) Jelaskan
pentingnya perawatan diri untuk mengurangi stigma
3) Diskusikan
dengan keluarga tentang fasilitas kebersihan diri yang dibutuhkan pasien
untuk menjaga perawatan diri pasien.
4) Anjurkan
keluarga untuk terlibat dalam merawat diri pasien dan membantu mengingatkan
pasien dalam merawat diri (sesuai jadual
yang telah disepakati).
5) Anjurkan
keluarga untuk memberikan pujian atas keberhasilan pasien dalam merawat diri.
6) Latih
keluarga cara merawat pasien dengan defisit perawatan diri
S P1 Keluarga: Memberikan pendidikan
kesehatan pada keluarga tentang masalah perawatan diri
dan cara merawat anggota keluarga yang mengalami masalah kurang perawatan
diri
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah
ini
ORIENTASI
“Selamat pagi Pak / Bu, saya D, perawat
yang merawat T”
“Apa pendapat Bapak tentang anak Bapak, T?”
“Hari ini kita akan berdiskusi tentang apa
masalah yang dialami T dan bantuan apa yang dapat diberikan.”
“Berapa lama waktu Bapak/ Ibu yang
tersedia?, bagaimana kalau 20 menit?, mari kita duduk di kantor perawat!”
KERJA
“Apa saja masalah yang Bapak/ Ibu
rasakan dalam merawat T ?” Perawatan diri yang utama adalah kebersihan diri,
berdandan, makan dan BAB/BAK.
“Perilaku yang ditunjukkan oleh T itu
dikarenakan gangguan jiwanya yang membuat pasien tidak mempunyai minat untuk
mengurus diri sendiri. Baik...akan saya jelaskan ; untuk kebersihan diri, kami
telah melatih T untuk mandi, keramas, gosok gigi, cukuran, ganti baju, dan potong
kuku. Kami harapkan Bapak/Ibu dapat menyediakan alat-alatnya. T juga telah
mempunyai jadual pelaksanaanya untuk berdandan, karena anak Bapak/ Ibu
perempuan, kami harapkan dimotivasi sehabis mandi untuk sisiran yang rapi,
pakai bedak,dan lipstik. Untuk makan, sebaiknya makan bersama keluarga dirumah,
T telah mengetahui lanhkah-langkahnya : Cuci tangan, ambil makanan, berdoa,
makan yang rapih, cuci piring dan gelas, lalu cuci tangan. Sebaiknya makan pas
jam makan obat, agar sehabis makan langsung makan obat. Dan untuk BAB?BAK,
dirumah ada WC Bapak/Ibu ?Iya..., T juga sudah belajar BAB/BAK yang bersih.
Kalau T kurang motivasi dalam merawat diri apa yang bapak lakukan?
Bapak juga perlu mendampinginya pada
saat merawat diri sehingga dapat diketahui apakah T sudah bisa mandiri atau
mengalami hambatan dalam melakukannya.”
”Ada yang Bapak/Ibu tanyakan?”
TERMINASI
Bagaimana perasaan Pak J setelah kita
bercakap-cakap?”
“Coba Pak J sebutkan lagi apa saja yang
harus diperhatikan dalam membantu anak Bapak, T dalam merawat diri.”
” Baik nanti kalau Bapak/Ibu besuk bisa
ditanyakan pada T.”
“Dan dirumah nanti, cobalah Bapak/Ibu
mendampingi dan membantu T saat membersihkan diri.”
“Dua hari lagi kita akan ketemu dan
Bapak/Ibu akan saya dampingi untuk memotivasi T dalam merawat diri.”
SP 2 Keluarga : Melatih keluarga cara merawat pasien
Peragakan kepada pasangan anda komunikasi dibawah ini:
ORIENTASI
“Assalamualaikum
Bapak/Ibu sesuai janji kita dua hari yang lalu kita sekarang ketemu lagi”
“Bagaimana
Bapak/Ibu, ada pertanyaan tentang cara merawat yang kita bicarakan dua hari
yang lalu?”
“Sekarang
kita akan latihan cara-cara merawat tersebut ya pak?”
“Kita
akan coba disini dulu, setelah itu baru kita coba langsung keT ya?”
“Berapa
lama ada waktu Bapak/Ibu?”
KERJA
“Sekarang
anggap saya adalah T, coba bapak praktekkan cara memotivasi T untuk mandi,
berdandan, buang air, dan makan”
“Bagus,
betul begitu caranya”
“Sekarang
coba praktekkan cara memberikan pujian kepada T”
“Bagus,
bagaimana kalau cara memotivasi T minum obat dan melakukan kegiatan
positifnya sesuai jadual?”
“Bagus
sekali, ternyata bapak dan ibu sudah mengerti cara merawat T”
“Bagaimana
kalau sekarang kita mencobanya langsung kepada T?”
(Ulangi
lagi semua cara diatas langsung kepada pasien)
TERMINASI
“Bagaimana
perasaan bapak dan ibu setelah kita berlatih cara merawat T ?”
“Setelah
ini coba bapak dan ibu lakukan apa yang sudah dilatih tadi setiap kali bapak
dan ibu membesuk T”
“Baiklah
bagaimana kalau dua hari lagi bapak dan ibu datang kembali kesini dan kita
akan mencoba lagi cara merawat T sampai bapak dan ibu lancar melakukannya”
“Jam
berapa bapak dan ibu bisa kemari?”
“Baik
saya tunggu, kita ketemu lagi di tempat ini ya pak, bu”
|
SP 3 Keluarga : Membuat perencanaan pulang bersama
keluarga
Peragakan kepada
pasangan anda komunikasi dibawah ini
ORIENTASI
“Assalamualaikum
Bapak/Ibu hari ini T sudah boleh pulang, untuk itu perlu dibicarakan jadual T
selama dirumah”
“Bagaimana
pak, bu, selama bapak dan ibu membesuk apakah sudah terus dilatih cara
merawat T?”
“Nah
sekarang mari kita bicarakan jadual di rumah tersebut disini saja?”
“Berapa
lama bapak dan ibu punya waktu.?”
KERJA
“Pak,Bu...,ini
jadual kegiatan T dirumah sakit, coba perhatikan apakah dapat dilaksanakan
dirumah.?
“
Pak / Bu..jadual yang telah dibuat selama T di rumah sakit tolong
dilanjutkan dirumah, baik jadual aktivitas maupun jadual minum obatnya”
“Hal-hal
yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan oleh
anak ibu dan bapak selama di rumah. Kalau misalnya T menolak terus menerus
untuk makan, minum, dan mandi serta menolak minum obat atau memperlihatkan
perilaku membahayakan orang lain, maka segera hubungi Suster S di Puskesmas
Ingin Jaya, puskesmas terdekat dari rumah ibu dan bapak, ini nomor telepon
puskesmasnya: (0651) 446xxx.
Selanjutnya
suster S yang akan membantu memantau perkembangan T selama di rumah”
TERMINASI
“
Bagaimana Pak, Bu...ada yang belun jelas ?. Ini jadual harian T untuk dibawa
pulang.” Dan ini surat rujukan untuk perawat K di puskesmas Indrapuri.”
“
Jangan lupa kontrol ke Puskesmas sebelum obat habis, atau ada gejala-gejala
yang tampak.” “ Silahkan selesaikan administrasinya.”
|